Selasa, 18 Februari 2014

REPOSISI PERAN PUSTAKAWAN DALAM IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN


Oleh: Supriyadi
I.         Pendahuluan
Masuknya dunia teknologi informasi dalam dunia perpustakaan telah banyak merubah wajah dunia perpustakaan, dalam perkembangannya perpustakaan pun mengalami pergeseran makna. Perpustakaan saat ini tidak lagi hanya diartikan sebagai tempat pustaka atau buku dalam bentuk cetak, akan tetapi perpustakaan saat ini sudah mengalami banyak perubahan, mulai dari sistem layanan, pengolahan sampai pada sistem penyimpanan, yang pada akhirnya juga merubah bentuk koleksinya yang berawal dari koleksi cetak, elektronik dan saat ini sudah banyak koleksi yang berbentuk digital.

Perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi tersebut juga mengharuskan adanya perubahan cara pandang pustakawan dalam mengelolah perpustakaan, dalam kacamata konvensional mengelolah perpustakaan dapat dikatakan sederhana dan relative mudah dengan bekal keilmuan dimilikinya dan model pengelolaannya pun berbasis fisik, tapi dalam kontek saat ini yang harus diolah pustakawan adalah sebuah konten informasi yang kita kenal dengan Management Content dalam temu kembali informasi.

Pengelolaan konten informasi tentu tidak sesederhana pengelolaan bahan pustaka fisik sebab pengelolaan konten informasi melibatkan disiplin ilmu dalam bidang teknologi dan ilmu perpustakaan, oleh karenanya dibutuhkan tenaga-tenaga pustakawan yang paham di bidang teknologi, sebab kalo tidak perpustakaan tidak akan berkembang seperti apa yang diungkapkan oleh S.R. Ranganathan  tentang  Five Laws of Library Science” pada point kelima yaitu “The library is growing organism” bahwa perpustakaan itu adalah ornganisasi yang tumbuh atau berkembang.

Dalam perkembangannya saat ini tingkat kunjung perpustakaan dalam bentuk fisik tidak lagi menjadi tolak ukur meningkat tidaknya pemanfaatan koleksi di perpustakaan, sebab dengan hadirnya teknologi informasi di perpustakaan akhir-akhir ini telah merubah pola kunjung pengguna kepada perpustakaan, hal ini dikarenakan teknologi telah memberikan layanan yang lebih nyaman, efektif dan efisien, dari segi waktu relatif lebih cepat, biayapun (ekonomi) relatif lebih murah dan mudah dijangkau.

Perkembangan-perkembangan inilah kemudian mengharuskan pustakawan juga mengalami pergeseran model kerja, dimana segala sesuatunya dalam perpustakaan konvensial bisa dilakukan semua oleh pustakawan, saat ini  beberapa model pekerjaan harus menggunakan bantuan mesin.

II.   Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari makalah ini adalah membahas tentang peran pustakawan yang berkaitan dengan teknologi informasi yang saat ini berkembang di Perpustakaan.

III.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah peran pustakawan dengan adanya teknologi informasi di perpustakaan...?
2.      Kompetensi apakah yang harus dimiliki pustakawan agar mampu mengimplementasikan teknologi informasi di perpustakaan....?
3.      Kendala-kendala apa sajakah yang di hadapi pustakawan dalam mengimplementasikan teknologi informasi di perpustakaan...?  

IV. Tujuan dan Manfaat Tulisan
1.      Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui bagaimanakah peran pustakawan dengan adanya teknologi informasi di perpustakaan
b.      Untuk mengetahui kompetensi apakah yang harus dimiliki pustakawan agar mampu mengimplementasikan teknologi informasi di perpustakaan
c.       Untuk mengetahui kendala-kendala apa sajakah yang di hadapi pustakawan dalam mengimplementasikan teknologi informasi di perpustakaan
2.      Manfaat Penulisan
a.       Menambah khasanah pengetahuan dan wawasan tentang peran pustakawan dalam mengimplementasikan teknologi informasi di perpustakaan
b.      Memberikan sumbangsih pemikiran bagi pustakawan dalam menghadapi perkembangan yang ada di perpustakaan dengan hadirnya teknologi informasi.
c.       Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan di perpustakaan dalam pemanfaatan teknologi informasi. 

V. Landasan Teori
Pada landasan teori ini, penulis akan mendeskripsikan tentang reposisi peran pustakawan dalam implementasi teknologi informasi di perpustakaan.
1.    Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah perangkat keras bersifat organisatoris, dan meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu atau khalayak mengumpulkan, memproses, dan saling mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak lain (Rogers: 1986), sedangkan  Menurut Sulistyo-Basuki (1991) menyatakan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan, mengolah, menghasilkan, dan menyebar luaskan informasi
Dari dua pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa teknologi informasi adalah seperangkat alat yang digunakan untuk penyimpanan, pengolahan, dan dapat  dimanfaatkan untuk menyebarkan suatu informasi, baik untuk kepentingan individu maupun untuk kepentingan orang banyak.
2.      Penerapan Teknologi Informasi di Perpustakaan
Menurut Ishak (2008:89) bahwa penerapan Teknologi Informasi (TI) di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain:
a.    Sebagai Sistem Manajemen Perpustakaan
Dalam perpustakaan pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem manajemen perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi, keanggotaan, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk automasi perpustakaan, seperti yang disampaikan Kusumaningrum :1998 dalam Ardoni (2008:33) bahwa tujuan dari automasi di perpustakaan yaitu, untuk mengatasi pekerjaan yang menumpuk, meningkatkan efisiensi, kerjasama dan sentralisasi.
b.  Sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan
informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI ini sering dikenal dengan Perpustakaan digital  (digital library). 
Sedangkan menurut Line dalam Qulyubi (2003:365) mengemukakan dua alasan yang berkaitan dengan pengembangan sistem komputer di perpustakaan diantaranya adalah:
a.    Penyediaan jasa dengan biaya murah dan perolehan keuntungan dengan pengeluaran yang minimal, dimana pengembangan sistem memungkinkan penyediaan akses pada online katalog di perpustakaan dan penelusuran yang luas pada literatur yang sudah tersimpan dalam CD-ROM serta kemampuan dalam pembuatan informasi manajeman.
b.    Untuk menyediakan sistem standar yang bisa dipakai bersama di antara perpustakaan yang bekerja sama, tugas-tugas perpustakaan dapat diselesaikan lebih akurat, cepat dan terkontrol.

Adapun keuntungan dari penerapan teknologi informasi diperpustakaan diantarnya adalah sebagai berikut:
1)      Mempermudah dan mengefisiensikan pekerjaan pengelolaan perpustakaan
2)      Memberikan layanan yang lebih baik pada pengguna
3)      Meningkatkan citra perpustakaan dan pustakawan
4)      Mengembangkan infrastruktur regional, nasional dan global
5)      Informasi dapat diakses dari luar perpustakaan dengan mudah

3.      Teknologi Informasi dan Pustakawan
Salah satu kendala dalam implementasi teknologi informasi di perpustakaan adalah mengenai sumber daya manusia (SDM) perpustakaan (Suhartika:2004).  Kondisi SDM perpustakaan di Indonesia pada umumnya adalah secara kulaitas dan kuantitas masih terbatas, tidak merata dan kurang adanya kreativitas dan keinginan untuk menekuni profesi secara mendalam. Sementara itu, perpustakaan berbasis teknologi informasi menuntut SDM (pustakawan) yang memiliki keterampilan di bidang database, aplikasi perpustakaan, internet, jaringan serta pengelolaan komputer. Untuk menjaga kualitas SDM,maka pustakawan sebagai pengelola perpustakaan harus mempunyai persepsi dan meyakini bahwa TI merupakan bagian penting dalam pengelolaan perpustakaan.

Sedangkan menurut Zuntriana (2010) Dunia kepustakawanan telah mengalami berbagai evolusi yang tak terduga. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), terutama teknologi internet generasi kedua (web 2.0) memaksa pustakawan untuk mulai beralih paradigma dan melakukan reposisi terhadap perannya selama ini. Kemudahan teknologi web 2.0 yang bersifat partisipatif dan multi arah memberi banyak kemungkinan baru bagi para pustakawan untuk lebih menunjukkan eksistensinya di masyarakat.

 4.      Kompetensi Pustakawan dalam penerapan TI
Perkembangan  teknologi  informasi  yang  terjadi  di  perpustakaan  pada  saat sekarang  ini  membawa  harapan sangat  besar  terhadap pemenuhan informasi yang dibutuhkan pengguna, untuk  dapat sepenuhnya  memenuhi  harapan  tersebut,  seorang  pustakawan  harus  bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi pada saat sekarang ini, dan meningkatkan  kinerja  pustakawan  itu  sendiri  karena  dengan  semakin  majunya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi perpustakaan memerlukan pustakawan yang memiliki keahlian di bidang teknologi informasi.

Menurut Ishak (2008) ada beberapa kompetensi atau skill yang harus dimiliki oleh pustakawan saat ini, adapun skill yang dimaksud diantaranya adalah skill Manajemen Informasi, skill Interpersonal, skill Manajemen Administrasi dan skill Teknologi Informasi.
Beberapa skill TI yang diperlukan diantaranya adalah :
1)      Desain Database dan Manajemen Database
2)      Data Warehousing
3)      Penerbitan elektronik
4)      Perangkat keras
5)      Arsitektur Informasi
6)      Sumber Informasi Elektronik
7)      Integrasi Informasi
8)      Desain Intranet/Extranet
9)      Aplikasi perangkat lunak
10)  Pemrogaman
11)  Workflow/Alur Kerja
12)  Pemrosesan Teks (Text Processing)
13)  Metadata
14)  Perangkat lunak untuk manajemen informasi (Information Management tools )

VI. Pembahasan
Perkembangan teknologi yang mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam dunia perpustakaan mengharuskan adanya pemberdayaam sumberdaya manusia agar mampu mengimbangi perkembangan-perkembangan tersebut. Seorang pustakawan tidak harus ahli dalam teknologi secarah utuh akan tetapi dia harus mampu menguasa cara kerja dari teknologi kemudian mampu mendesain kebutuhan apa yang dianggap perlu dan penting dalam perpustakaan yang akan di operasikan teknologi, sebab kalo tidak maka perpustakaan masa depan bukan lagi seorang pustakawan yang mengelolah tapi adalah orang-orang lulusan teknologi informasi dan pustakawan tidak menuntut kemunkinan hanya akan menjadi penonton.

Dalam perkembangannya saat ini kita mengenal istilah library 2.0 yang pertama kali diperkenalkan oleh  Michael Casey dalam blognya, Library Crunch, pada bulan September 2005. Istilah ini digunakan untuk menyebut perpustakaan yang benar-benar berbeda dengan perpustakaan yang pernah ada selama ini. Dalam visinya, library 2.0 berupaya menyediakan informasi yang tersedia dimana pun dan kapan pun pengguna membutuhkannya.

Salah satu contoh perpustakaan yang dapat dikategorikan dalam library 2.0 adalah perpustakaan pusat Universitas Teknologi Chalmer’s, dalam penelitian yang dilakukan oleh Daniel Forsman (2012), dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa pengguna lebih banyak memanfaatkan perpustakaan dengan menelusur informasi dari luar perpustakaan dan cenderung menghindari pertemuan antar muka dengan pelayanan perpustakaan, disamping itu juga perubahan drastis yang terjadi  pada pengadaan buku, nyaris ditemukan pada sepuluh tahun terakhir 90% perpustakaan membelajakan anggarannya untuk buku-buku digital dari pada buku fisik.
Pada perpustakaan chalmers tingkat kunjung dalam bentuk fisik keperpustakaan mengalami penurunan yang sangat signifikan, akan tetapi tingkat kunjung dalam bentuk online mengalami peningkatan yang pesat.
Berdasarkan pada penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa diperpustakaan Chalmers ada perubahan model akses dalam menelusur informasi, dan kencenderungan publik dalam mengakses informasi tersebut lebih banyak menggunakan teknologi informasi.

Perubahan-perubahan yang terjadi diperpustakaan juga dapat merubah peran pustakawan dalam mengelolah perpustakaan, pada model perpustakaan konvensional peran pustakawan hanya berkelindan dengan persoalan-persoalan teknis, dengan hadirnya teknologi informasi di perpustakaan peran-peran teknis perpustakaan sudah digantikan dengan mesin.

Perubahan peran pada pustakawan tersebut, tentu membutuhkan keahlian tertentu yang sesuai dengan peran barunya, dengan adanya teknologi informasi diperpustakaan saat ini pustakawan diharapkan mampu menggabungkan prinsip-prinsip kepustakawanannya dengan kemampuan teknologi tersebut.

Oleh karena itu pustakawan juga harus mempunyai kompetensi atau skill dibidang teknologi informasi yang berkaitan dengan kepustakawanan. Adapun skill atau kompetensi TI yang harus dikuasai pustakawan diantaranya adalah Desain Database dan Manajemen Database, Data Warehousing, Penerbitan elektronik, Perangkat keras, Arsitektur Informasi, Sumber Informasi Elektronik, Integrasi Informasi, Desain Intranet/Extranet, Aplikasi perangkat lunak, Pemrogaman, Workflow/Alur Kerja, Pemrosesan Teks (Text Processing), Metadata dan Perangkat lunak untuk manajemen informasi (Information Management tools )

Kemampuan menguasai berbagai kompetensi tersebut tentu tidak mudah dipelajari secara outodidak oleh pustakawan, Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka pemberian pendidikan dan pelatihan (Diklat) tentang teknologi informasi sangat perlu dilakukan. Tujuan pelatihan atau lokakarya implementasi teknologi informasi di perpustakaan adalah : untuk memberikan informasi tentang pentingnya teknologi informasi bagi perpustakaan, untuk menyediakan akses informasi yang diperlukan bagi kegiatan pendidikan dan penelitian di perpustakaan, untuk mengimplementasikan sistem informasi perpustakaan, untuk meningkatkan pelayanan dan fungsi tenaga perpustakaan.

Dengan pemberian pelatihan atau lokakarya diharapkan staf perpustakaan mengenai teknologi informasi menjadi meningkat. Di samping itu, dengan adanya pelatihan atau lokakarya itu, minat para staf terhadap aplikasi teknologi informasi menjadi tinggi, serta adanya citra (image) pustakawan modern meningkat.

VII. Kesimpulan
Teknologi Informasi terutama komputer telah merasuk dalam kebidang kerja kepustakawanan, semestinya sebagai orang terus berkelindan dengan informasi, pustakawan harus lebih peka terhadap perkembangan teknologi. Oleh karenanya pendidikan tentang teknologi informasi bagi pustakawan akhir-akhir ini menjadi suatu keharusan dalam meningkatkan kompetensi pustakawan, agar peran pustakawan tetap menjadi pelaku dalam pergembangan perpustakaan. Pustakawan tidak harus ahli dalam teknologi sebab dia bekerja bukan untuk itu, tapi penguasaan terhadap teknologi informasi yang ada di perpustakaan adalah suatu keharusan.
Akan tetapi melihat dinamika yang berkembang dilapangan saat ini masih masih jauh dari harapan, sebab kehadiran teknologi diperpustakaan masih dianggap suatu masalah bukan sebagai solusi, hal itu dikarenakan kemampuan pustakawan dalam menggunakan teknologi masih sangat rendah.

VIII. Saran
Peningkatan komptensi dalam bidang teknologi informasi bagi pustakawan merupakan hal yang penting dan mendesak untuk dilakukan, karena tuntutan akan kebutuhan informasi masyarakat saat ini semakin tinggi. Pergesaran peran bagi pustakawan harus segera ditindaklanjuti dengan pemahaman akan keilmuannya agar tidak menimbulkan persoalan baru. Karena kemampuan pustakawan dalam mengimplementasikan teknologi informasi  dalam perpustakaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari.

DAFTAR BACAAN:


Ardoni (2005). Teknologi Informasi: Kesiapan Pustakawan Memanfaatkannya. Jurnal Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Vol.1. No 2, Desember . Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Universitas Negeri Padang

Daniel Forsman (2012) Change as a service – challenges and effects of a new paradigm for library systems and content infrastructure. Chalmers University of Technology, Gothenburg, Sweden. Library Management Vol. 33 No. 8/9
Dewiyana, Himmah. (2006). Komptensi dan kurikulum: Perspektif baru dalam dunia kerja di eraGlobalisasi Informasi. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2 . No 1 Juni.

 Ishak (2008). Pengelolaan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4, No. 2, Desember. Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara.

 J.B. Wahyudi. (1992). Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta. 
 
Nelisa, Malta dan Feni Surgana. (2013). Strategi peningkatan kinerja pustakawan dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi  di perpustakaan umum gunung bungsu (PUGB) kabupaten tanah datar.  Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol. 2, No. 1, September, Seri B

Priyanto, Ida Fajar. (t.t). Tantangan baru dunia kepustakawanan: Menuju masa depan yang berubah. http://lib.ugm.ac.id/data/pubdata/pusta/priyanto_UIN.pdf.

Qalyubi, Syihabuddin. 2003.  Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan IPI. Fak. Adab UIN SUKA

Rogers, M. (1986). Communication Technology The New Media in Society. New York: The Free Press A Dursion of Macmillan. Inc

Sulistyo-Basuki. 1991 Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suhartika,  I Putu. (2004). Implementasi Teknologi Informasi Sebagai Usaha. Majalah  Visi Pustaka , Edisi  Vol.6 No.2  Desember.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar