Oleh: Supriyadi
I.
Pendahuluan
Masuknya dunia teknologi informasi dalam
dunia perpustakaan telah banyak merubah wajah dunia perpustakaan, dalam
perkembangannya perpustakaan pun mengalami pergeseran makna. Perpustakaan saat
ini tidak lagi hanya diartikan sebagai tempat pustaka atau buku dalam bentuk
cetak, akan tetapi perpustakaan saat ini sudah mengalami banyak perubahan,
mulai dari sistem layanan, pengolahan sampai pada sistem penyimpanan, yang pada
akhirnya juga merubah bentuk koleksinya yang berawal dari koleksi cetak, elektronik
dan saat ini sudah banyak koleksi yang berbentuk digital.
Perubahan-perubahan yang
diakibatkan oleh perkembangan teknologi tersebut juga mengharuskan adanya
perubahan cara pandang pustakawan dalam mengelolah perpustakaan, dalam kacamata
konvensional mengelolah perpustakaan dapat dikatakan sederhana dan relative
mudah dengan bekal keilmuan dimilikinya dan model pengelolaannya pun berbasis fisik,
tapi dalam kontek saat ini yang harus diolah pustakawan adalah sebuah konten
informasi yang kita kenal dengan Management
Content dalam temu kembali informasi.
Pengelolaan konten informasi tentu
tidak sesederhana pengelolaan bahan pustaka fisik sebab pengelolaan konten
informasi melibatkan disiplin ilmu dalam bidang teknologi dan ilmu perpustakaan,
oleh karenanya dibutuhkan tenaga-tenaga pustakawan yang paham di bidang teknologi,
sebab kalo tidak perpustakaan tidak akan berkembang seperti apa yang
diungkapkan oleh S.R. Ranganathan
tentang “Five Laws of Library Science” pada point kelima yaitu “The library is growing organism” bahwa
perpustakaan itu adalah ornganisasi yang tumbuh atau berkembang.
Dalam perkembangannya saat ini
tingkat kunjung perpustakaan dalam bentuk fisik tidak lagi menjadi tolak ukur
meningkat tidaknya pemanfaatan koleksi di perpustakaan, sebab dengan hadirnya
teknologi informasi di perpustakaan akhir-akhir ini telah merubah pola kunjung
pengguna kepada perpustakaan, hal ini dikarenakan teknologi telah memberikan
layanan yang lebih nyaman, efektif dan efisien, dari segi waktu relatif lebih
cepat, biayapun (ekonomi) relatif lebih murah dan mudah dijangkau.
Perkembangan-perkembangan inilah
kemudian mengharuskan pustakawan juga mengalami pergeseran model kerja, dimana
segala sesuatunya dalam perpustakaan konvensial bisa dilakukan semua oleh pustakawan,
saat ini beberapa model pekerjaan harus
menggunakan bantuan mesin.
II. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari makalah
ini adalah membahas tentang peran pustakawan yang berkaitan dengan teknologi
informasi yang saat ini berkembang di Perpustakaan.
III. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut
diatas maka dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah
peran pustakawan dengan adanya teknologi informasi di perpustakaan...?
2. Kompetensi
apakah yang harus dimiliki pustakawan agar mampu mengimplementasikan teknologi
informasi di perpustakaan....?
3. Kendala-kendala
apa sajakah yang di hadapi pustakawan dalam mengimplementasikan teknologi
informasi di perpustakaan...?
IV.
Tujuan dan Manfaat Tulisan
1.
Tujuan Penulisan
a. Untuk
mengetahui bagaimanakah peran pustakawan dengan adanya teknologi informasi di perpustakaan
b. Untuk
mengetahui kompetensi apakah yang harus dimiliki pustakawan agar mampu
mengimplementasikan teknologi informasi di perpustakaan
c. Untuk
mengetahui kendala-kendala apa sajakah yang di hadapi pustakawan dalam
mengimplementasikan teknologi informasi di perpustakaan
2.
Manfaat Penulisan
a. Menambah
khasanah pengetahuan dan wawasan tentang peran pustakawan dalam
mengimplementasikan teknologi informasi di perpustakaan
b. Memberikan
sumbangsih pemikiran bagi pustakawan dalam menghadapi perkembangan yang ada di
perpustakaan dengan hadirnya teknologi informasi.
c. Sebagai
bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan di perpustakaan dalam pemanfaatan
teknologi informasi.
V.
Landasan Teori
Pada
landasan teori ini, penulis akan mendeskripsikan tentang reposisi peran
pustakawan dalam implementasi teknologi informasi di perpustakaan.
1. Teknologi
Informasi
Teknologi
informasi adalah perangkat keras bersifat organisatoris, dan meneruskan
nilai-nilai sosial dengan siapa individu atau khalayak mengumpulkan, memproses,
dan saling mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak lain (Rogers:
1986), sedangkan Menurut Sulistyo-Basuki (1991) menyatakan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi
yang digunakan untuk menyimpan, mengolah, menghasilkan, dan menyebar luaskan informasi
Dari dua pengertian
diatas penulis menyimpulkan bahwa teknologi informasi adalah seperangkat alat yang
digunakan untuk penyimpanan, pengolahan, dan dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan suatu informasi, baik untuk
kepentingan individu maupun untuk kepentingan orang banyak.
2.
Penerapan Teknologi Informasi di Perpustakaan
Menurut Ishak (2008:89) bahwa penerapan Teknologi Informasi
(TI) di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain:
a.
Sebagai Sistem Manajemen Perpustakaan
Dalam perpustakaan pekerjaan yang dapat diintegrasikan
dengan sistem manajemen perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi,
katalogisasi, sirkulasi, keanggotaan, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini
sering diistilahkan sebagai bentuk automasi perpustakaan, seperti yang
disampaikan Kusumaningrum :1998 dalam Ardoni (2008:33) bahwa tujuan dari
automasi di perpustakaan yaitu, untuk mengatasi pekerjaan yang menumpuk,
meningkatkan efisiensi, kerjasama dan sentralisasi.
b. Sebagai sarana
untuk menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan
informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk
penerapan TI ini sering dikenal dengan Perpustakaan digital (digital library).
Sedangkan menurut Line dalam Qulyubi (2003:365) mengemukakan
dua alasan yang berkaitan dengan pengembangan sistem komputer di perpustakaan
diantaranya adalah:
a.
Penyediaan jasa dengan biaya murah dan perolehan
keuntungan dengan pengeluaran yang minimal, dimana pengembangan sistem
memungkinkan penyediaan akses pada online katalog di perpustakaan dan
penelusuran yang luas pada literatur yang sudah tersimpan dalam CD-ROM serta
kemampuan dalam pembuatan informasi manajeman.
b.
Untuk menyediakan sistem standar yang bisa dipakai
bersama di antara perpustakaan yang bekerja sama, tugas-tugas perpustakaan
dapat diselesaikan lebih akurat, cepat dan terkontrol.
Adapun
keuntungan dari penerapan teknologi informasi diperpustakaan diantarnya adalah sebagai
berikut:
1)
Mempermudah dan mengefisiensikan pekerjaan pengelolaan
perpustakaan
2)
Memberikan layanan yang lebih baik pada pengguna
3)
Meningkatkan citra perpustakaan dan pustakawan
4)
Mengembangkan infrastruktur regional, nasional dan
global
5)
Informasi dapat diakses dari luar perpustakaan dengan
mudah
3.
Teknologi Informasi dan Pustakawan
Salah satu
kendala dalam implementasi teknologi informasi di perpustakaan adalah mengenai
sumber daya manusia (SDM) perpustakaan (Suhartika:2004). Kondisi SDM perpustakaan di Indonesia pada
umumnya adalah secara kulaitas dan kuantitas masih terbatas, tidak merata dan
kurang adanya kreativitas dan keinginan untuk menekuni profesi secara mendalam.
Sementara itu, perpustakaan berbasis teknologi informasi menuntut SDM
(pustakawan) yang memiliki keterampilan di bidang database, aplikasi
perpustakaan, internet, jaringan serta pengelolaan komputer. Untuk menjaga
kualitas SDM,maka pustakawan sebagai pengelola perpustakaan harus mempunyai
persepsi dan meyakini bahwa TI merupakan bagian penting dalam pengelolaan
perpustakaan.
Sedangkan
menurut Zuntriana (2010) Dunia kepustakawanan telah
mengalami berbagai evolusi yang tak terduga. Perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK), terutama teknologi internet generasi kedua (web 2.0)
memaksa pustakawan untuk mulai beralih paradigma dan melakukan reposisi
terhadap perannya selama ini. Kemudahan teknologi web 2.0 yang bersifat
partisipatif dan multi arah memberi banyak kemungkinan baru bagi para
pustakawan untuk lebih menunjukkan eksistensinya di masyarakat.
4. Kompetensi
Pustakawan dalam penerapan TI
Perkembangan teknologi
informasi yang terjadi
di perpustakaan pada
saat sekarang ini membawa
harapan sangat besar terhadap pemenuhan informasi yang dibutuhkan
pengguna, untuk dapat sepenuhnya memenuhi
harapan tersebut, seorang
pustakawan harus bisa beradaptasi dengan perkembangan
teknologi informasi pada saat sekarang ini, dan meningkatkan kinerja
pustakawan itu sendiri
karena dengan semakin
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi perpustakaan memerlukan
pustakawan yang memiliki keahlian di bidang teknologi informasi.
Menurut
Ishak (2008) ada beberapa kompetensi atau skill yang harus dimiliki oleh
pustakawan saat ini, adapun skill yang dimaksud diantaranya adalah skill
Manajemen Informasi, skill Interpersonal, skill Manajemen Administrasi dan
skill Teknologi Informasi.
Beberapa
skill TI yang diperlukan diantaranya adalah :
1) Desain
Database dan Manajemen Database
2) Data
Warehousing
3) Penerbitan
elektronik
4) Perangkat
keras
5) Arsitektur
Informasi
6) Sumber
Informasi Elektronik
7) Integrasi
Informasi
8) Desain
Intranet/Extranet
9) Aplikasi
perangkat lunak
10) Pemrogaman
11) Workflow/Alur
Kerja
12) Pemrosesan
Teks (Text Processing)
13) Metadata
14) Perangkat
lunak untuk manajemen informasi (Information Management tools )
VI. Pembahasan
Perkembangan teknologi yang
mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam dunia perpustakaan mengharuskan
adanya pemberdayaam sumberdaya manusia agar mampu mengimbangi
perkembangan-perkembangan tersebut. Seorang pustakawan tidak harus ahli dalam
teknologi secarah utuh akan tetapi dia harus mampu menguasa cara kerja dari
teknologi kemudian mampu mendesain kebutuhan apa yang dianggap perlu dan
penting dalam perpustakaan yang akan di operasikan teknologi, sebab kalo tidak
maka perpustakaan masa depan bukan lagi seorang pustakawan yang mengelolah tapi
adalah orang-orang lulusan teknologi informasi dan pustakawan tidak menuntut
kemunkinan hanya akan menjadi penonton.
Dalam perkembangannya saat ini kita
mengenal istilah library 2.0 yang pertama kali diperkenalkan oleh Michael Casey dalam blognya, Library Crunch,
pada bulan September 2005. Istilah ini digunakan untuk menyebut perpustakaan
yang benar-benar berbeda dengan perpustakaan yang pernah ada selama ini. Dalam
visinya, library 2.0 berupaya menyediakan informasi yang tersedia dimana pun
dan kapan pun pengguna membutuhkannya.
Salah satu contoh perpustakaan yang
dapat dikategorikan dalam library 2.0 adalah perpustakaan pusat Universitas
Teknologi Chalmer’s, dalam penelitian yang dilakukan oleh Daniel Forsman
(2012), dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa pengguna lebih banyak
memanfaatkan perpustakaan dengan menelusur informasi dari luar perpustakaan dan
cenderung menghindari pertemuan antar muka dengan pelayanan perpustakaan,
disamping itu juga perubahan drastis yang terjadi pada pengadaan buku, nyaris ditemukan pada
sepuluh tahun terakhir 90% perpustakaan membelajakan anggarannya untuk
buku-buku digital dari pada buku fisik.
Pada perpustakaan chalmers tingkat
kunjung dalam bentuk fisik keperpustakaan mengalami penurunan yang sangat
signifikan, akan tetapi tingkat kunjung dalam bentuk online mengalami
peningkatan yang pesat.
Berdasarkan pada penelitian
tersebut dapat dikatakan bahwa diperpustakaan Chalmers ada perubahan model
akses dalam menelusur informasi, dan kencenderungan publik dalam mengakses
informasi tersebut lebih banyak menggunakan teknologi informasi.
Perubahan-perubahan yang terjadi
diperpustakaan juga dapat merubah peran pustakawan dalam mengelolah
perpustakaan, pada model perpustakaan konvensional peran pustakawan hanya
berkelindan dengan persoalan-persoalan teknis, dengan hadirnya teknologi
informasi di perpustakaan peran-peran teknis perpustakaan sudah digantikan
dengan mesin.
Perubahan
peran pada pustakawan tersebut, tentu membutuhkan keahlian tertentu yang sesuai
dengan peran barunya, dengan adanya teknologi informasi diperpustakaan saat ini
pustakawan diharapkan mampu menggabungkan prinsip-prinsip kepustakawanannya
dengan kemampuan teknologi tersebut.
Oleh
karena itu pustakawan juga harus mempunyai kompetensi atau skill dibidang
teknologi informasi yang berkaitan dengan kepustakawanan. Adapun skill atau
kompetensi TI yang harus dikuasai pustakawan diantaranya adalah Desain Database
dan Manajemen Database, Data Warehousing, Penerbitan elektronik, Perangkat
keras, Arsitektur Informasi, Sumber Informasi Elektronik, Integrasi Informasi,
Desain Intranet/Extranet, Aplikasi perangkat lunak, Pemrogaman, Workflow/Alur
Kerja, Pemrosesan Teks (Text Processing), Metadata dan Perangkat lunak untuk
manajemen informasi (Information Management tools )
Kemampuan
menguasai berbagai kompetensi tersebut tentu tidak mudah dipelajari secara
outodidak oleh pustakawan, Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka
pemberian pendidikan dan pelatihan (Diklat) tentang teknologi informasi sangat
perlu dilakukan. Tujuan pelatihan atau lokakarya implementasi teknologi
informasi di perpustakaan adalah : untuk memberikan informasi tentang
pentingnya teknologi informasi bagi perpustakaan, untuk menyediakan akses
informasi yang diperlukan bagi kegiatan pendidikan dan penelitian di
perpustakaan, untuk mengimplementasikan sistem informasi perpustakaan, untuk
meningkatkan pelayanan dan fungsi tenaga perpustakaan.
Dengan
pemberian pelatihan atau lokakarya diharapkan staf perpustakaan mengenai
teknologi informasi menjadi meningkat. Di samping itu, dengan adanya pelatihan
atau lokakarya itu, minat para staf terhadap aplikasi teknologi informasi
menjadi tinggi, serta adanya citra (image) pustakawan modern meningkat.
VII.
Kesimpulan
Teknologi
Informasi terutama komputer telah merasuk dalam kebidang kerja kepustakawanan,
semestinya sebagai orang terus berkelindan dengan informasi, pustakawan harus
lebih peka terhadap perkembangan teknologi. Oleh karenanya pendidikan tentang
teknologi informasi bagi pustakawan akhir-akhir ini menjadi suatu keharusan
dalam meningkatkan kompetensi pustakawan, agar peran pustakawan tetap menjadi
pelaku dalam pergembangan perpustakaan. Pustakawan tidak harus ahli dalam teknologi
sebab dia bekerja bukan untuk itu, tapi penguasaan terhadap teknologi informasi
yang ada di perpustakaan adalah suatu keharusan.
Akan tetapi
melihat dinamika yang berkembang dilapangan saat ini masih masih jauh dari
harapan, sebab kehadiran teknologi diperpustakaan masih dianggap suatu masalah
bukan sebagai solusi, hal itu dikarenakan kemampuan pustakawan dalam
menggunakan teknologi masih sangat rendah.
VIII.
Saran
Peningkatan
komptensi dalam bidang teknologi informasi bagi pustakawan merupakan hal yang
penting dan mendesak untuk dilakukan, karena tuntutan akan kebutuhan informasi
masyarakat saat ini semakin tinggi. Pergesaran peran bagi pustakawan harus
segera ditindaklanjuti dengan pemahaman akan keilmuannya agar tidak menimbulkan
persoalan baru. Karena kemampuan pustakawan dalam mengimplementasikan teknologi
informasi dalam perpustakaan merupakan
hal yang tidak bisa dihindari.
DAFTAR BACAAN:
Ardoni
(2005). Teknologi Informasi: Kesiapan Pustakawan
Memanfaatkannya. Jurnal Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Vol.1. No 2,
Desember . Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Universitas Negeri
Padang
Daniel Forsman (2012) Change as a service – challenges and effects of a new paradigm for
library systems and content infrastructure. Chalmers University of
Technology, Gothenburg, Sweden. Library
Management Vol. 33 No. 8/9
Dewiyana,
Himmah. (2006). Komptensi dan kurikulum:
Perspektif baru dalam dunia kerja di eraGlobalisasi Informasi. Jurnal Studi
Perpustakaan dan Informasi, Vol.2 . No 1 Juni.
Ishak
(2008). Pengelolaan
Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal Studi
Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4, No. 2, Desember. Departemen Studi Perpustakaan
dan Informasi Universitas Sumatera Utara.
Nelisa, Malta
dan Feni Surgana. (2013). Strategi
peningkatan kinerja pustakawan dalam menghadapi perkembangan teknologi
informasi di perpustakaan umum gunung
bungsu (PUGB) kabupaten tanah datar. Jurnal Ilmu
Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol. 2, No. 1, September, Seri B
Priyanto, Ida Fajar. (t.t). Tantangan baru dunia kepustakawanan: Menuju masa depan yang berubah.
http://lib.ugm.ac.id/data/pubdata/pusta/priyanto_UIN.pdf.
Qalyubi, Syihabuddin. 2003.
Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan IPI.
Fak. Adab UIN SUKA
Rogers, M.
(1986). Communication Technology The New
Media in Society. New York: The Free Press A Dursion of Macmillan. Inc
Sulistyo-Basuki. 1991 Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Suhartika, I Putu. (2004). Implementasi Teknologi
Informasi Sebagai Usaha. Majalah Visi Pustaka , Edisi Vol.6 No.2
Desember.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar